Selasa, 29 Mei 2012

Pilih Mana : Suara Hati apa Suara Burung ?



Bismillahirramaanirrahiim

Assalamualaikum, Wr. Wb

Hamdan Yuafi ni'amahu wa yukafiu majidah,  Ya Robbana Lakal Hamdu kama Yanbagi li jalali wal Ikram. Segala Pujian yang baik hanya MilikMu, Wahai Tuhan yang Maha Pemberi, berilah kami rasa kasih sayang yang tak berujung sebagaimana Engkau mengasihi makhlukMU yang tak lekang oleh ruang dan waktu. Kasih sayang yang membuat kami berlemah lembut pada saudara-saudara kami, jangan jadikan kami orang yang bringas, yang selalu mengedepankan permusuhan daripada persaudaraan. Naudzubillah. Selawat serta salam semoga tetap tercurah pada baginda Nabi yang mulia secara dhohir dan bathinnya, ialah teladan terindah yang selalu berlemah lembut pada para kekasihnya, ialah para keluarga yang mulia nan luhur dan para sahabatnya yang mencintai beliau tak lekang oleh ruang dan waktu. Waba'du.

Sobat, tak henti-hentinya kita berjibaku untuk mendulang pundi-pundi rupiah, semenjak terbitnya matahari hingga terbenamnya. Untuk apakah semua itu? Tentu untuk menunaikan ibadah yang mulia ialah memberikan nafkah bagi keluarga.Karena apa? Karena kita mengasihi dan mencintai keluarga kita bukan? Allah melalui Rasulnya yang mulia menyampaikan bahwa Ada satu dosa diantara dosa-dosa yang tidak bisa dihapus dengan sholat fardhu, ibadah haji dan umrah serta ibadah-ibadah yang lainnya, kecuali ia mengerahkan seluruh daya upayanya untuk memberikan nafkah keluarganya. Di sini ditekankan kita untuk berjibaku berjuang menaklukkan tantangan, bekerja keras agar kita bisa memenuhi keperluan keluarga kita. Sang fakir mencoba mensematkan sebuah inspirasi yang terpikir setelah shalat ashar tadi, yaitu Pilih mana : Suara hati atau suara Burung?. Semua ini berkaitan dengan kita sebagai pemimpin rumah tangga yang begitu banyak ujian baik dalam diri maupun dari luar. Kenapa sang fakir memilih judul seperti itu? Hakikatnya manusia mesti mempunyai nurani, nurani berarti hati kecil, hati kecil berarti akal sehat yang selalu di bimbing oleh Allah SWT, dalam sebuah penggalan sabda Nabi bahwa Wadah Allah di bumi adalah kalbunya anak adam. Hati seyogyanya pemimpin jiwa raga kita, tanpa hati yang sehat kita tidak bisa menentukan arah hidup kita terutama keluarga kita. Sebegitu besarkah ujian itu? Ya, sebagai kepala rumah tangga kita dituntut untuk bijak, tidak harus mementingkan ego kita, hawa nafsu kita dan segudang kemauan untuk memuaskan semua kehausan akan kesenangan pada diri kita. Kita menahkodai anak istri, harus menahan segala kehausan itu baik secara finansial maupun sahwat. Kebanyakan para lelaki yang merasa finansialnya mampu cenderung mengejar kesenangan yang sesaat yaitu sahwat. Ia rela meninggalkan daging segar yang halal dan berpaling pada daging busuk yang haram untuk dimakan. Naudzubillah. Banyak kicauan suara burung yang indah, tubuhnya yang penuh gairah merayu dengan nyanyiannya yang berdesir-desir mememkakan telinga menyeruak batas-batas relung jiwa.Hingga terhempaslah ia, terbujuk oleh kicauan burung itu hingga ia lupa akan suara hatinya, yang menitah sesuai arah peraduan tuannya.

Sobat, jangan sampai mahligai yang sudah kita bangun dari sepiring berdua, sekamar berdua, hingga kita kehadiran Qurrota 'ayun  yang cantik-cantik, yang ganteng-ganteng dan lucu-lucu ketika kita menimangnya semua itu sirna hancur tak berbekas karena kita lebih memilih suara burung daripada suara hati kita.Ingat! kebahagiaan dan kedamaian keluarga lebih berharga dari emas permata. Semua itu tidak bisa tergadaikan dengan kicauan merdunya suara burung, lemah gemulainya yang nakal. Semoga saya dan sobat sekalian diteguhkan kalbunya lebih memilih suara hatinya daripada hawa nafsunya, dan keluargaku serta keluarga kalian diberkahi dengan hari-hari indah. Amiin.


Wassalam


Sang Fakir

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda, jika anda suka silahkan bagikan ke teman anda baik di FB, Twitter ataupun G+ dan media sosial lainnya.