Jumat, 07 Juni 2013

Sabar dalam kehilangan lebih baik dari Sabar dalam kekurangan

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillahilladzi ala fi kulli hal, Asyhadu An lailaa haillallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar rasulullah, Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammadin Wa sohbihi ajmain. Wa ba'du.

Puji syukur atas segala kemudahan dan nikmat yang tak terhingga, mulai dari setiap helaan nafas hingga nikmatnya setetes iman yang menyejukkan relung jiwa bak embun pagi yang menyeruak dalam setiap nafas seluruh makhluk yang penuh harap akan kedamaian. Damai dengan penuh rasa cinta yang tak pernah lekang oleh waktu dan tak habis dikikis badai kehidupan, hingga badan kaku terbujur dan sangkakala didendangkan dan alam pun menunduk pasrah dilebur dari kehinaan menuju kemuliaan hakiki nan abadi.

Semua drama kehidupan ini akan mengerucut pada satu noktah yaitu penghambaan sejati. Titik puncak terpenuhinya tujuan sebagai makhluk yaitu Abdillah, tiada yang paling indah ketika seorang hamba mereguk manisnya Iman dan pertolongan dariNYA. Dan sebaik-baik hamba adalah Ibni Abdillah SAW, sampai-sampai Ayahanda Adam dan Ibunda Hawa pun berwasilah atas nama anaknya yang mulia itu. Ia lah pribadi yang luhur dan sebaik-baik cermin kehidupan seorang hamba. Selawat serta salam semoga tetap mengalir pada beliau sampai hari kiamat bahkan hingga di surgaNYA kelak, para keluarganya yang mulia, sahabatnya yang setia hingga umatnya di hari kemudian.

Di hari yang indah ini bertepatan hari isra’ Wal Mi’raj baginda Nabi SAW, yang sebagian orang menampik dan mereka menistakan hari paling agung dimana seorang hamba bertatap muka langsung dengan Tuhannya, sang fakir ingin berbagi satu kalimat Sabar dalam kehilangan lebih baik dan mulia daripada sabar dalam kekurangan atau ketiadaan . Dan satu kalimat itu pernah terucap dari semulia-mulianya bibir baginda Nabi SAW.

Betapa indahnya ajaran ini, ketika kita kehilangan yang dicintai atau miliki itulah bentuk pengewejantahan iman yang hakiki. Hilang berarti mengeluarkan, memberikan dan mengikhlaskan sesuatu yang berada pada genggaman kita yang sebagian besar orang tidak mudah melepaskannya dari genggaman tersebut. Pada hakikatnya apa-apa yang kita genggam sekarang mutlak milikNYA, kita tidak lain adalah perantaraNYA dalam mengejewantahkan IRADATNYA. Betapa mulianya hidup seseorang yang selalu terbuka tangannya, ia tidak pernah lama-lama memegang erat apa-apa yang digenggamnya, hingga Allah SWT memuliakan hambaNYA itu di dunia maupun di akhirat.

Sobatku Fillah rengkuhlah Ridho Tuhanku dan kalian dengan merenggangkan tangan kita ketika ada kelebihan rizki atau bahkan itu adalah suapan terakhir di mulut kita, manakala ada yang lebih membutuhkan dialah yang lebih berhak daripada kita. Itulah kenapa Allah SWT Merisalahkan pada utusannya yang mulia betapa tingginya derajat hamba yang rela ikhlas menolong hambaNYA yang lain.

Tidak sedikit saudara kita kehilangan yang sangat berharga bagi hidupnya, terutama titipan terindah yaitu anak. Ingat sobatku fillah bahwa apa-apa yang ada digenggaman dan samping kita adalah titipan dariNYA tidak terkecuali anak kita. Yakinlah bahwa ketika Allah SWT mengambilnya dari kita, di kemudian hari akan terganti dengan yang lebih baik apapun itu.

Sabar dalam keadaan lapar ( berpuasa ), karena ketiadaan dan tidak terpenuhinya hajat hidup adalah serendah-rendahnya sabar saudaraku. Sungguh malu ketika kita memelas pertolongan pada saudara kita, atau ketika kita menahan lapar karena memang sungguh benar-benar tiada. Memelas dan menjerit yang diperintahkan adalah padaNYA, karena Ia adalah sebaik-baik Pemenuh hajat setiap hambaNYA.

 Berjuanglah saudaraku rengkuhlah setiap nikmat yang berserakan di dunia ini, jangan berpangku tangan dan jangan terlalu berharap pada manusia. Manusia itu fana tidak bisa dijadikan tempat bergantung, seperkasa apapun dia maka akan terbujur kaku tidak berdaya. Berjuanglah sekeras mungkin tepis setiap bisikan negatif dan luluh lantakkan setiap aral yang merintang itulah jalan terbaik buat kita.

Hindari setiap prasangka buruk padaNYA, karena Allah berdasarkan prasangka hambaNYA. Manakala kita berprasangka jikalau kita tidak bisa keluar dari himpitan hidup yang begitu menyiksa maka kita tidak akan pernah keluar. Dan dawamkan ( Pancangkan ) pada hati kita bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik untuk kita, keluarga kita dan orang yang kita cintai. Dengan demikian sampailah pada kecintaan hakiki seorang hamba pada tuhanNYA, Allah SWT akan memberikan hambaNYA pertolongan dari arah dan waktu yang tidak terduga.

Dengan bergantung padaNYA niscaya setiap hajat akan terpenuhi tanpa kita harus bersusah payah memelas dan merasa kekurangan pada makhluk yang sejatinya fana. Setiap pengorbanan yang kita berikan demi meraih hajat dan ridho dari Allah SWT itu adalah sabar dalam kehilangan yang mulia, sedangkan mereka yang merasa kekurangan, lapar dan kesulitan karena himpitan hidup kemudian bergantung pada makhluk itu adalah serendah-rendahya seorang hamba dalam bersabar.

Semoga diriku dan kalian sobat fillah selalu diberikan kekuatan dalam merengkuh setiap aral yang melintang, dan semoga tetap bersabar dalam setiap kehilangan apa-apa yang kita cintai dan berada dalam genggaman kita. Dan ketika kita merasa butuh dan kekuarangan semoga Allah SWT memberikan kita hidayah dan kekuatan untuk berjuang dan hanya bergantung padaNYA semata bukan pada makhlukNYA yang fana.

Semoga hariku dan hari kalian dalam kondisi terbaik dan selalu dalam naungan HidayahNYA.. Amiin ya robbal alamiin.


Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Sanad ilmu itu Penting




Bismillahirrahmaanirrahiim,


Nabi Adam pernah belajar kepada Allah yang Berfirman, “Wahai Adam, janganlah kau dekati pohon itu!” Nabi Adam mendapatkan ilmu atau pengetahuan ini dari Allah.
Di lain waktu, Nabi Adam diajari Iblis yang berkata, “Wahai Adam, mengapa engkau tidak memakan buah dari pohon itu. Sesungguhnya dengan memakannya, engkau akan hidup kekal.” Nabi Adam mendaaptkan ilmu seperti ini dari Iblis.

Hati-hati terhadap slogan yang mengatakan, “Ambillah kebenaran, walau itu keluar dari mulut Iblis!” Kata-kata seperti ini pernah saya baca dari seseorang yang mengaku sebagai Muslim yang berkomentar. Tidakkah dia belajar, bahwa Nabi Adam telah tergelincir akibat perkataan Iblis? Bagaimana suatu perkataan dapat dianggap benar, sedangkan perkataan itu bertentangan dengan perkataan yang sanadnya jelas bersambung kepada Allah?
Maka carilah kebenaran dari Allah. Karena kebenaran itu datangnya dari Allah.

 Maka carilah kebenaran itu kepada orang yang telah belajar kepada guru yang sanadnya bersambung kepada para tabi’it tabi’in, kepada tabi’in, kepada shahabat, kepada Rasulullah SAW, kepada Malaikat Jibril as, kepada Allah. Dan janganlah Anda mengikut begitu saja kepada perkataan yang keluar dari mulut mereka yang sanadnya terputus dari Allah dan Rasul-Nya. Walau Anda melihat kata-kata itu begitu manisnya seperti kata-kata Iblis kepada Adam, tetapi ketuhilah, bahwa sesungguhnya kata-kata itu dapat membahayakan Anda jika keluar dari mereka yang sanadnya tidak bersambung kepada sumber kebenaran.

Mereka mungkin terlihat begitu memukau dengan dalil-dalil. Namun pemahaman mereka terhadap dalil belum tentu sesuai dengan yang diinginkan Allah dan Rasul-Nya. Mereka sering memahami dalil-dalil sesuai nafsu dan selera mereka saja. Pemahaman mereka tidaklah keluar dari lisan yang telah bersambung kepada lisan Rasulullah SAW. Lalu bagaimana mereka mau menyebut diri mereka sebagai pemegang ilmu yang shahih?

Maka pahamilah wahai saudara-saudariku, bahwa sanad itu penting. Tidak ada ilmu yang benar tanpa sanad. Paulus telah mengklaim ini dan itu. Namun, apakah klaimnya itu keluar dari lisan yang bersambung kepada lisan Nabi Isa? Tidak ada ilmu yang benar tanpa sanad yang bersambung kepada para pembawa berita dari Allah.
Jika gurumu berkata begini dan begitu, padahal gurumu tidak punya sanad yang bersambung kepada guru-guru shahih, maka periksalah perkataannya itu dengan engkau bandingkan kepada perkataan guru-guru shahih yang sanad mereka bersambung kepada Rasulullah SAW. Jika tidak, aku khawatir bahwa engkau akan tergelincir kepada penyimpangan.


Maka teman-teman belajarlah pada guru-guru yang punya sanad ilmu, yang ilmunya itu bersanad dan menyambung pada rasulullah SAW, tentunya Ilmu itu berasal dari Allah SWT.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Sabtu, 01 Juni 2013

Tips dan Trik Dikaruniai Anak Yang Cantik dan Ganten nan Soleh serta Solehah Ala Rasulullah

Anaku_ Dzakirah Hikmatul Laila
Assalamualaikum, Wr.Wb

Bagaimana kabar sobat sang fakir ? Semoga selalu dalam Naungan HidayahNYA, sehat dan sukses dunia dan akhirat. Tidak bosan-bosan kita panjatkan puja dan puji ke HadiratNYA atas semua nikmatNYA itu, selawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda Suri Tauladan terindah  Rasulullah SAW, beserta ahlul baitnya yang mulia, para sahabat terbaiknya serta umatnya hingga akhir jaman. Wa ba'du.

Dalam diri Rasulullah SAW itu tidak lain adalah " wahyu ", semua yang beliau kerjakan bukan berdasar atas hawa nafsu melainkan telah diwahyukan oleh Allah SWT pada beliau. Kehidupan rumah tangga beliau adalah gambaran terindah sepanjang hayat dan jaman, tidak ada sebelum dan setelah beliau. Keharmonisan rumah tangga beliau benar-benar baiti jannati, tidak ada yang bisa menyerupainya hingga kehidupan rumah tangga beliau dijadikan rujukan dan tauladan umatnya baik dahulu kala , sekarang hingga nanti.

Bagi anda yang baru membentuk keluarga, atau bahkan yang sedang berkeluarga berikut ada tips dan trik yang patut untuk diikuti karena berdasarkan yang dicontohkan dan disyariatkan oleh Rasulullah SAW, yaitu Tips dan Trik Dikaruniai anak yang cantik dan Ganteng nan soleh serta solehah Ala Rasulullah SAW.

Hubungan (biologis) suami istri berpengaruh pada jasmani dan rohani anak. Seorang perempuan mendatangi Rasulullah SAW, seraya berkata:
“Wahai Rasulullah, bagaimana Allah SWT dapat dikatakan adil, padahal Dia telah memberikan anak yang buta kepadaku?”

Dalam menjawab protesnya beliau menjawab: “Apakah ketika kalian berhubungan, suamimu meminum minuman keras (khamar)?”
“Ya, wahai Rasulullah.” Jawabnya. Lantas beliau kembali bersabda: “Jika demikian maka cercalah diri kalian sendiri.”

Untuk itu, inilah beberapa tips islami hubungan suami istri agar dikaruniai anak yang berparas cantik sekaligus berakhlak baik:

• MEMILIH WAKTU

Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Ali, janganlah melakukan hubungan biologis dengan istrimu pada awal bulan (bulan hijriyah), pertengahan dan akhir bulan. Karena ada kemungkinan besar akan menyebabkan gila, terkena penyakit kusta, cacat anggota tubuh dan akal istri dan anak.” (Makarimal Akhlak)

• BERWUDHU

Diantara hal-hal yang hendaknya dilakukan sebelum melakukan hubungan suami istri ialah berwudhu atau dalam keadaan suci, menyebut nama Allah SWT dan berdoa akan mencegah dari campur tangan setan

• BACA BASMALAH
Setan memang selalu mengganggu manusia. Pertanyaannya, apa yang dimaksud campur tangan setan dalam anak-anak kita?

Dalam tafsir Shafi karya Faiz Kasyani, telah dinukil dari Imam Shadiq bahwa beliau berkata: “Sewaktu kalian memulai hubungan suami istri dengan nama Allah SWT maka setan akan menjauh dari kalian. Namun jika tidak memulai dengan menyebut nama Allah SWT maka setan akan ikut campur dalam perbuatan kalian.”

• TENANG

Iman Ali Zainal Abidin berkata: ”Jika seorang suami melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam keadaan tenang, tidak dalam keadaan rasa khawatir dan tidak grogi maka sperma akan masuk ke dalam rahim istrinya dalam keadaan tenang pula. Dan paras anak akan mirip dengan ayah dan ibunya. Namun jika seorang suami melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam keadaan tidak tenang, ada rasa khawatir dan grogi maka sperma akan masuk ke dalam rahim dalam keadaan tidak tenang pula. Serta paras anak mirip dengan paman, bibi, dari kedua belah pihak dan anggota keluarga lainnya.” (Sayyid Ali Husaini Zadeh).

• RAHASIA

Agar kita dikaruniai anak cantik lahir batin (saleha), hendaknya merahasiakan hubungan itu dari anak-anak. Jangan sampai anak-anak mengetahuinya. Dalam sebuah riwayat Imam Shadiq as yang telah dinukil dari kakeknya Rasulullah SAW berkata: “Sumpah demi Tuhan yang jiwaku berada di bawah kekuasaannya, jika seorang suami hubungan biologis dengan istrinya, sementara anaknya ada di kamarnya melihatnya, mendengar omongan dan desah nafasnya, ketahuilah anak tersebut tidak akan bahagia, baik anak laki-laki maupun perempuan maka akan menjadi pezina.” (Wasa’il Asy-Syi’ah). Mudah-mudahan doa dan ikhtiar kita diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT. Amin.

Doa agar Anak Salehah: QS. Al Ahqaaf (46): 1


“Rabbi auzi’nii an-asykura ni’matakallatii an-amta ‘alayya wa ‘alla waalidayya wa an ‘a’mala shaalihan tardhaahu washlih lii fii dzurriyyatii, innii tubtu ilaika wa innii minal muslimiin.”

"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner