Selasa, 29 Mei 2012

Damai di keluarga lebih berharga dari emas permata


Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahil ladzi Ahyana ba'da ma amatana wailahin nusyuur. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kematian kami.Engkau membimbing dan menjaga  kami dari kegelapan serta menghantarkan kami menuju kehidupan yang terang benderang. Wahai Zat Yang Maha Menghidupkan, hidupkan hati kami yang telah mati suri, yang buta dari melihat betapa Indahnya KeagunganMU dan betapa sempurnanya PenciptaanMU. CintaMU Mendamaikan kami, Menyirami kegersangan safana kehidupan mahligai keluarga kami. Berkahi keluarga kami seperti Engkau memberkahi keluarganya sang Nabi, yang mahligainya dipenuhi dengan hari-hari yang indah, meski ia hanya berselimutkan pelepah kurma dan beratapkan daunnya. Semoga selawat dan salam tetap tercurah pada Baginda Nabi dan keluarganya serta sahabatnya, Rodiyallahu anhum. Waba'du.

Sobat, pagi telah meniti sang fakir sedang menunggu datangnya calon keluarga baru sang baby, ia merupakan anugerah sekaligus amanah. Ia adalah Qurrota 'ayun ( perhiasan mata ) yang memperindah dan menyejukan pandangan mata. Sejatinya sang ayah yang ketika menimang anaknya, ia selalu berharap agar sang baby  kelak menjadi Rizalun sholih dan menjadi penegak panji-panji Allah dan Rasulullah SAW. Tiada yang lebih indah manakala berada di tengah-tengah keluarga yang harmonis.Damai menyeruak hati dan menerobos relung jiwa, bersemayam dalam kalbu yang kemudian timbulah rasa Syukur melebihi kebahagiaan seorang pengelana yang kehilangan kuda dan bekalnya kemudian ia kembali padanya. Tiada yang melebihi rasa kasih sayang yang diperoleh dari damainya keluarga. Keluarga yang dinaungi hidayah dan diberkahi hari-hari yang indah.

Hingga saat ini pun tak tergadaikan kebahagiaan itu, bak air yang sejuk turun dari langit menyirami raga yang haus akan kesejukan. Kedamaian ini melebihi dari keutamaan emas dan permata, meski harga senilai permata belum pernah singgah di keluarga kami. Apalah arti kilauan permata, manakala keluarga kita remuk redam, porak poranda diterjang gelombang cobaan kehidupan. Setiap titian merupakan ujian, dan ujian yang sebenarnya adalah ketika kita meniti mahligai rumah tangga. Karena disinilah kita diuji untuk menyamakan misi dan persepsi, dari dua insan yang berbeda perjalanan hidupnya. Dengan kesabaran dan pengertian jembatan menuju kebahagiaan mahligai telah terbangun. Wahai Zat Yang Maha Menentramkan dan Maha Menjaga, Jagalah dan Berkahilah mahligai kami hingga kami menuju RidhoMU yang Utama. Tiada suatu apapun yang lebih berharga dari RidhoMU pada kami. Semoga Keluarga Kami dan keluarga kalian selalu dalam lindungan HidayahNYA yang Indah dan menjadikan anak-anak dan istri kami Qurrota 'Ayun. Amiin.


Wassalam


Sang Fakir




Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda, jika anda suka silahkan bagikan ke teman anda baik di FB, Twitter ataupun G+ dan media sosial lainnya.