Rabu, 20 Maret 2013

Bidadari-bidadari ku akhirnya dikhitan

Siang sabtu itu awan begitu hitam pekat, beban terasa berat seakan-akan sudah tidak tertahan lagi dan akan muntah isinya. Hujan rintik-rintik pun mulai turun, tepat ba’da ashar kami pergi ke bidan untuk menunaikan sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Ya mengkhitan anak perempuan, agar kelak jadi terhormat tidak binal dan susah terpuaskan sahwatnya. Sore itu kami berempat, anak yang pertama, ketiga, istri dan saya mengendarai motor berlambangkan sayap buatan tahun 2006 itu berangkat ke bidan desa yang jaraknya hanya sekitar 500 meter saja setelah hujan mereda.

Dulu teteh ketika mau dikhitan sama adiknya ifa, dia begitu ketakutan dan lari serta meronta tidak mau, akhirnya kami urungkan, hingga sore ini dia mau dirayu dan diajak ke bidan. Ibunya merayu kalau dikhitan itu tidak sakit hanya digores dengan jarum yang lembut. Dia akhirnya mau, dan dasar karena anaknya suka membanggakan apa yang dia lakukan dia bercerita ke teman-temannya kalau dia mau dikhitan. Sekitar jam 5 sore kami sampai di rumah bidan, si teteh begitu Pedenya minta dinaikkan ke Matras untuk dikhitan, dan setelah bidan Desy itu mengkhitannya suara tangis pun pecah. Dia menggerutu dan protes pada ibunya katanya “ kok keluar darah, sakit bu gak lembut, ibu bilang jarumnya lembut”.
Tidak lama kemudian si kecil Aira pun diperiksa dan disunat, si kecil pun menangis kini setelah ditimbang beratnya menurun mungkin akibat sakit dan dirawat sekitar seminggu yang lalu. Hujan lebat pun turun, padahal matahari masih menunjukkan keperkasaannya, dan dari hujan itu timbullah pelangi yang begitu jelas dan indah. Si teteh menyebutnya “ pelangit “, meski dikasih tahu yang benar pelangi tapi tetap saja dia menyebutnya begitu. Ya hari itu begitu indah dengan munculnya pelangi, dan hati ini pun merasa bahagia serta lega sunah itu sudah tertunaikan dan beban pun terasa sirna. Ya sunah khitan bagi perempuan yang sangat dianjurkan dan disunahkan baginda nabi SAW. Kami pun pulang menyusuri rintik-rintik hujan kecil yang tidak berselang lama kemudian hilang, meski mendung masih menyelimuti awan tapi mendung pada hati kami sudah berlalu. Bidadari-bidadari ku yang cantik kini telah dikhitan, Alhamdulillah Ya Allah.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda, jika anda suka silahkan bagikan ke teman anda baik di FB, Twitter ataupun G+ dan media sosial lainnya.