Kamis, 11 Oktober 2012

Ku Tunggu Jandamu

Rasa yang tiada terperi ini kadang membuat akal ini terpedaya, ia kesurupan tak terkendali dan terpaku hanya pada satu kata cinta. Benar apa kata orang tua, sepintar dan seluas ilmu anak muda tidak bisa melawan bentang waktu pengalaman orang dewasa. Semua itu kalah oleh waktu, kecuali Ia sang Maha Kekal tak lekang oleh waktu. Waktu jualah yang menguji tingkat dan derajat cinta seseorang, baik pada kekasihnya yang fana maupun pada Yang Maha Pecinta.

Sejatinya cinta itu adalah bertemu padu antara dua kasih dan terkasih, tidak ada namanya cinta hanya satu sisi saja. Atau istilah para penganutnya cinta bertepuk sebelah tangan. Allah SWT berkalam “ … apabila seorang hamba mendekatiKU dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari…”. Allah SWT Menegaskan pada hambaNYA Ia akan Menerima dan Mencintai pada setiap hamba yang mendekat walau membawa gunung dosa.

Allah Yang Maha Rohman ‘Mengajarkan’ pada kekasihNYA baginda Nabi SAW yang seraya bersabda “ Seseorang akan dibangkitkan bersama yang ia cintainya”. Dibangkitkan dari dunia fana ini menuju kehidupan yang hakiki, tak ada cinta yang tak terbalas kala itu. Setiap nikmat yang abadi adalah pengewajantahan dari CintaNYA.

Namanya anak muda yang sedang dilanda cinta buta, ketika ia haus dan berada di tengah-tengah gurun cinta yang gersang ia akan selalu mencari oase itu. Meskipun tak jarang terjebak pada fatamorgana, indah memang tapi ternyata hanyalah baying-bayang. Begitu cinta ini membuncah melewati batas naluri, meski ia tahu tak dapat dibantah kalau ‘cintanya bertepuk sebelah tangan’. Kalimat itu tidak pernah ada dalam kamus hidup saya, tapi nyatanya kala itu pernah terbesit kalau cinta ini tak berbalas. Hati ini semakin gundah dan bertanya apakah ini benar-benar cinta.

Entah ada angin apa malam itu selepas shalat magrib hati ini ingin segera bergegas menemuinya. Kami bertemu tak seperti biasanya di ruang tamu itu. Ia mengajak mengobrol dari hati ke hati di depan counter ponsel pamannya. Ia serius membicarakan hubungan kami, heran memang selama ini sayalah yang aktif membicarakannya setiap bertemu. Hati ini gemetar dan remuk redam ketika dia mengatakan kalau hubungan yang kami jalani ini tidak lebih antara adik dan kakak. Dan yang lebih parah ia telah menjalin cinta dengan orang lain.

Lantas kenapa ia begitu memperhatikan saya layaknya seorang kekasih? Lidah pun kelu, hati ini beku tak tahu kata apa yang tepat untuk menanggapi pernyataanya. Ya Allah berikan hambaMU ini kemantapan hati mengadapi setiap cobaan yang mendera. Ia meminta pendapat tentang perasaan seorang lelaki pada kekasihnya dan dengan entengnya ia meminta maaf atas setiap perilakunya.

Hati ini memang masih belum terima atas perlakuannya, namun apalah daya cinta tak pernah bisa dipaksakan. Tak mau lagi memperpanjang bincang-bincang kala itu saya berpamitan dengan hati kecut. Dan setan pun hadir dan membujuk hati ini, tak terasa sebuah kata tergumam dalam hati “ seandainya hati ini masih berpaut walau ia telah jadi milik orang lain, akan ku tunggu jandamu”. Ku tinggalkan dengan langkah gontai lunglai tak ada daya, hanya ada asa yang hampa.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda, jika anda suka silahkan bagikan ke teman anda baik di FB, Twitter ataupun G+ dan media sosial lainnya.