Bismillahirrahmaanirrahiim,
Nabi Adam pernah belajar kepada Allah yang
Berfirman, “Wahai Adam, janganlah kau dekati pohon itu!” Nabi Adam mendapatkan
ilmu atau pengetahuan ini dari Allah.
Di lain waktu, Nabi Adam diajari Iblis yang berkata, “Wahai Adam, mengapa engkau tidak memakan buah dari pohon itu. Sesungguhnya dengan memakannya, engkau akan hidup kekal.” Nabi Adam mendaaptkan ilmu seperti ini dari Iblis.
Di lain waktu, Nabi Adam diajari Iblis yang berkata, “Wahai Adam, mengapa engkau tidak memakan buah dari pohon itu. Sesungguhnya dengan memakannya, engkau akan hidup kekal.” Nabi Adam mendaaptkan ilmu seperti ini dari Iblis.
Hati-hati terhadap slogan yang mengatakan, “Ambillah kebenaran, walau itu keluar dari mulut Iblis!” Kata-kata seperti ini pernah saya baca dari seseorang yang mengaku sebagai Muslim yang berkomentar. Tidakkah dia belajar, bahwa Nabi Adam telah tergelincir akibat perkataan Iblis? Bagaimana suatu perkataan dapat dianggap benar, sedangkan perkataan itu bertentangan dengan perkataan yang sanadnya jelas bersambung kepada Allah?
Maka carilah kebenaran dari Allah. Karena kebenaran itu datangnya dari Allah.
Maka
carilah kebenaran itu kepada orang yang telah belajar kepada guru yang sanadnya
bersambung kepada para tabi’it tabi’in, kepada tabi’in, kepada shahabat, kepada
Rasulullah SAW, kepada Malaikat Jibril as, kepada Allah. Dan janganlah Anda
mengikut begitu saja kepada perkataan yang keluar dari mulut mereka yang
sanadnya terputus dari Allah dan Rasul-Nya. Walau Anda melihat kata-kata itu
begitu manisnya seperti kata-kata Iblis kepada Adam, tetapi ketuhilah, bahwa
sesungguhnya kata-kata itu dapat membahayakan Anda jika keluar dari mereka yang
sanadnya tidak bersambung kepada sumber kebenaran.
Mereka mungkin terlihat begitu memukau dengan dalil-dalil. Namun pemahaman mereka terhadap dalil belum tentu sesuai dengan yang diinginkan Allah dan Rasul-Nya. Mereka sering memahami dalil-dalil sesuai nafsu dan selera mereka saja. Pemahaman mereka tidaklah keluar dari lisan yang telah bersambung kepada lisan Rasulullah SAW. Lalu bagaimana mereka mau menyebut diri mereka sebagai pemegang ilmu yang shahih?
Maka pahamilah wahai saudara-saudariku, bahwa sanad itu penting. Tidak ada ilmu yang benar tanpa sanad. Paulus telah mengklaim ini dan itu. Namun, apakah klaimnya itu keluar dari lisan yang bersambung kepada lisan Nabi Isa? Tidak ada ilmu yang benar tanpa sanad yang bersambung kepada para pembawa berita dari Allah.
Jika gurumu berkata begini dan begitu, padahal gurumu tidak punya sanad yang bersambung kepada guru-guru shahih, maka periksalah perkataannya itu dengan engkau bandingkan kepada perkataan guru-guru shahih yang sanad mereka bersambung kepada Rasulullah SAW. Jika tidak, aku khawatir bahwa engkau akan tergelincir kepada penyimpangan.
Maka teman-teman belajarlah pada guru-guru yang punya sanad ilmu, yang ilmunya itu bersanad dan menyambung pada rasulullah SAW, tentunya Ilmu itu berasal dari Allah SWT.
Presentasi Pendidikan dan Ajaran Islam
View more presentations from Yodhia Antariksa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda, jika anda suka silahkan bagikan ke teman anda baik di FB, Twitter ataupun G+ dan media sosial lainnya.