Assalamualaikum,
Wr. Wb.
Alhamdulillahilladzi ala fi kulli hal, Asyhadu An lailaa
haillallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar rasulullah, Allahumma Sholli Ala
Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammadin Wa sohbihi ajmain. Wa ba'du.
Puji
syukur atas segala kemudahan dan nikmat yang tak terhingga, mulai dari setiap
helaan nafas hingga nikmatnya setetes iman yang menyejukkan relung jiwa bak
embun pagi yang menyeruak dalam setiap nafas seluruh makhluk yang penuh harap
akan kedamaian. Damai dengan penuh rasa cinta yang tak pernah lekang oleh waktu
dan tak habis dikikis badai kehidupan, hingga badan kaku terbujur dan
sangkakala didendangkan dan alam pun menunduk pasrah dilebur dari kehinaan
menuju kemuliaan hakiki nan abadi.
Semua
drama kehidupan ini akan mengerucut pada satu noktah yaitu penghambaan sejati.
Titik puncak terpenuhinya tujuan sebagai makhluk yaitu Abdillah, tiada yang
paling indah ketika seorang hamba mereguk manisnya Iman dan pertolongan
dariNYA. Dan sebaik-baik hamba adalah Ibni Abdillah SAW, sampai-sampai Ayahanda
Adam dan Ibunda Hawa pun berwasilah atas nama anaknya yang mulia itu. Ia lah
pribadi yang luhur dan sebaik-baik cermin kehidupan seorang hamba. Selawat
serta salam semoga tetap mengalir pada beliau sampai hari kiamat bahkan hingga
di surgaNYA kelak, para keluarganya yang mulia, sahabatnya yang setia hingga
umatnya di hari kemudian.
Di hari yang indah ini bertepatan hari isra’ Wal Mi’raj
baginda Nabi SAW, yang sebagian orang menampik dan mereka menistakan hari
paling agung dimana seorang hamba bertatap muka langsung dengan Tuhannya, sang
fakir ingin berbagi satu kalimat Sabar
dalam kehilangan lebih baik dan mulia daripada sabar dalam kekurangan atau
ketiadaan . Dan satu kalimat itu pernah terucap dari semulia-mulianya bibir
baginda Nabi SAW.
Betapa indahnya ajaran ini, ketika kita kehilangan yang
dicintai atau miliki itulah bentuk pengewejantahan iman yang hakiki. Hilang
berarti mengeluarkan, memberikan dan mengikhlaskan sesuatu yang berada pada
genggaman kita yang sebagian besar orang tidak mudah melepaskannya dari
genggaman tersebut. Pada hakikatnya apa-apa yang kita genggam sekarang mutlak
milikNYA, kita tidak lain adalah perantaraNYA dalam mengejewantahkan IRADATNYA.
Betapa mulianya hidup seseorang yang selalu terbuka tangannya, ia tidak pernah
lama-lama memegang erat apa-apa yang digenggamnya, hingga Allah SWT memuliakan
hambaNYA itu di dunia maupun di akhirat.
Sobatku Fillah rengkuhlah Ridho Tuhanku dan kalian dengan
merenggangkan tangan kita ketika ada kelebihan rizki atau bahkan itu adalah
suapan terakhir di mulut kita, manakala ada yang lebih membutuhkan dialah yang
lebih berhak daripada kita. Itulah kenapa Allah SWT Merisalahkan pada utusannya
yang mulia betapa tingginya derajat hamba yang rela ikhlas menolong hambaNYA
yang lain.
Tidak sedikit saudara kita kehilangan yang sangat
berharga bagi hidupnya, terutama titipan terindah yaitu anak. Ingat sobatku
fillah bahwa apa-apa yang ada digenggaman dan samping kita adalah titipan
dariNYA tidak terkecuali anak kita. Yakinlah bahwa ketika Allah SWT
mengambilnya dari kita, di kemudian hari akan terganti dengan yang lebih baik
apapun itu.
Sabar dalam keadaan lapar ( berpuasa ), karena ketiadaan
dan tidak terpenuhinya hajat hidup adalah serendah-rendahnya sabar saudaraku.
Sungguh malu ketika kita memelas pertolongan pada saudara kita, atau ketika
kita menahan lapar karena memang sungguh benar-benar tiada. Memelas dan
menjerit yang diperintahkan adalah padaNYA, karena Ia adalah sebaik-baik
Pemenuh hajat setiap hambaNYA.
Berjuanglah
saudaraku rengkuhlah setiap nikmat yang berserakan di dunia ini, jangan
berpangku tangan dan jangan terlalu berharap pada manusia. Manusia itu fana
tidak bisa dijadikan tempat bergantung, seperkasa apapun dia maka akan terbujur
kaku tidak berdaya. Berjuanglah sekeras mungkin tepis setiap bisikan negatif
dan luluh lantakkan setiap aral yang merintang itulah jalan terbaik buat kita.
Hindari setiap prasangka buruk padaNYA, karena Allah
berdasarkan prasangka hambaNYA. Manakala kita berprasangka jikalau kita tidak
bisa keluar dari himpitan hidup yang begitu menyiksa maka kita tidak akan
pernah keluar. Dan dawamkan ( Pancangkan ) pada hati kita bahwa Allah SWT akan
memberikan yang terbaik untuk kita, keluarga kita dan orang yang kita cintai.
Dengan demikian sampailah pada kecintaan hakiki seorang hamba pada tuhanNYA,
Allah SWT akan memberikan hambaNYA pertolongan dari arah dan waktu yang tidak
terduga.
Dengan bergantung padaNYA niscaya setiap hajat akan
terpenuhi tanpa kita harus bersusah payah memelas dan merasa kekurangan pada
makhluk yang sejatinya fana. Setiap pengorbanan yang kita berikan demi meraih
hajat dan ridho dari Allah SWT itu adalah sabar dalam kehilangan yang mulia,
sedangkan mereka yang merasa kekurangan, lapar dan kesulitan karena himpitan hidup
kemudian bergantung pada makhluk itu adalah serendah-rendahya seorang hamba
dalam bersabar.
Semoga diriku dan kalian sobat fillah selalu diberikan
kekuatan dalam merengkuh setiap aral yang melintang, dan semoga tetap bersabar
dalam setiap kehilangan apa-apa yang kita cintai dan berada dalam genggaman
kita. Dan ketika kita merasa butuh dan kekuarangan semoga Allah SWT memberikan
kita hidayah dan kekuatan untuk berjuang dan hanya bergantung padaNYA semata
bukan pada makhlukNYA yang fana.
Semoga hariku dan hari kalian dalam kondisi terbaik dan
selalu dalam naungan HidayahNYA.. Amiin ya robbal alamiin.
Presentasi Pendidikan dan Ajaran Islam
View more presentations from Yodhia Antariksa
sabar dan tekun adalah kunci keberhasilan
BalasHapuskesabaran adalah wujud iman, kunjungan balik dong ke blog saya www.goocap.com
BalasHapus