Tema : " SOSIALISASI OBAT GENERIK BERLOGO DI INDONESIA "
Ditulis oleh : Mustopa
Latar Belakang
Masalah
Apa kabar saudaraku sehat sejahtera ? bagaimana kabar
keluarga sehat semua ? mungkin itulah kata sapaan yang lumrah, umum dan sangat
dianjurkan pada diri masyarakat kita dari generasi ke generasi. Kata sehat merupakan suatu kata yang
bermakna sangat berharga, ia berarti terhindar dari berbagai jenis penyakit
yang kasat mata maupun tidak, baik secara jasadiah ( badan ) maupun rohaniah (
ruhani ). Saya masih ingat sebuah kata mutiara yang sejak SD dulu diajarkan
yang artinya “ Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat “ . Ya
kesehatan jasmani seseorang menentukan kesejahteraannya juga, bagaimana
sejahtera kalau dia tidak bisa bekerja karena tidak sehat, ataupun bagaimana
mau bahagia meski kaya tapi tidak bisa menikmati kekayaannya karena tidak
sehat. Bahkan banyak yang kekayaannya habis terkuras karena untuk mendapatkan
kata sehat itu. Sebenarnya sehat atau tidaknya masyarakat tidak terlepas dari
tingkat kesadaran dan pendidikan masyarakat itu sendiri keduanya tidak bisa
dipisahkan.
Dilema Kesehatan di Masyarakat
Ada masyarakat yang ekonominya kelas menengah ke bawah, yang
tingkat pendidikannya masih rendah sehingga mereka cenderung rendah penghasilan
juga sehingga untuk mendapati konsumsi yang bergizi dan sehat nampaknya juga
sulit. Itulah factor utama dari masalah kesehatan di masyarakat kita, saya
sering melihat mereka yang tinggal di rumah kumuh cenderung tidak begitu
memperhatikan kebersihan lingkungan, contoh di kampung yang belum ada sistem
pengairan seperti sumur bor ataupun PDAM sehingga mereka harus mandi di sungai
yang airnya kotor dan keruh, bercampur dengan sampah dan lain sebagainya. Kalau
sungai jaman dulu lain cerita, airnya jernih tanpa limbah baik dari buangan
pabrik maupun rumah tangga. Akhirnya mereka banyak yang menderita penyakit
kulit, ada yang terkena tumor, batuk atau bahkan juga paru-paru basah dan tidak
sedikit yang menderita kanker ataupun penyakit jantung.
![]() |
Mandi di sungai_sumber. asmadie.blogdetik.com |
Yang lainnya meskipun ada sebagian masyarakat yang kelas
menengah keatas, yang meski tingkat pendidikan dan penghasilannya sudah tinggi
masih belum ada tingkat kesadaran yang baik. Mereka sering tidak mengindahkan
hidup sehat, gaya hidup yang glamor serba mewah kadang juga menimbulkan
masalah. Mereka memakan makanan yang berlemak atau berkalesterol tinggi,
minuman beralkohol tinggi, merokok dan memakan makanan tidak sehat lainnya ya
meski itu dibilang lezat. Tetap saja mereka akhirnya menderita penyakit yang
serius seperti tumor, kanker paru-paru, diabetes, jantung ataupun stroke.
![]() |
Terkena serangan Jantung_sumber. fetybyanstec.wordpress.com |
Berdasarkan data yang berhasil
dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan
mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak dan
menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki
urutan kedua pada usia di atas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59
tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap nomor satu di seluruh
dunia.
Masalah pelayanan kesehatan pada Masyarakat
Mungkin dilemma di atas adalah yang umum dan sering
ditemukan di masyarakat kita, saya ingin mengingatkan kembali pada anda
bagaimana masyarakat kita berjuang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
layak. Saat ini untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan memadai
merupakan sesuatu yang mewah, mahal dan sangat bergengsi. Kenapa demikian ?
Orang yang tidak mempunyai uang atau dana tidak mendapatkan prioritas atau
pelayanan yang memadai, dan itu sering terjadi di Rumah Sakit pemerintah.
Masih ingat seorang pasien wanita yang berhubungan dengan
rumah Sakit berstandar Internasional pada
tahun 2008 itu ? Ya wanita itu adalah
Prita Mulyasari yang digugat ke pengadilan karena Prita mengirimkan Surat
keluhan atas pelayanan rumah sakit itu ke surat pembaca detik.com. Isinya
adalah tentang keluhan pelayanan Rumah sakit yang berstandar internasional tapi
pelayanannya tidak sesuai bahkan cenderung merugikan pasien, bukan hanya rumah
sakit yang berada di Serpong itu saja yang di singgung tapi juga rumah sakit
yang bonafid yang ada di Jakarta. Kemudian surat itu menyebar luas bak air bah
di internet, kemudian hujatan dari para
pembacanya pun berhamburan. Dari situ pihak rumah sakit itu pun seperti
kebakaran jenggot dan menggugat prita ke pengadilan dan pada akhirnya prita
dimenangkan.
![]() |
Prita Mulyasari_sumber. google.co.id |
Dan yang terbaru terjadi tahun 2013 adalah Kasus Ana ( 14 )
yang meninggal setelah ditolak oleh 4 rumah sakit, padahal Ana Mudrika adalah
peserta KJS ( Kartu Jakarta Sehat ) yang memungkinkan dia bisa berobat
dimanapun dengan pelayanan terbaik. Ke empat rumah sakit itu menolak Ana yang
menderita penyakit paru-paru dengan alasan tidak memiliki fasilitas yang
memadai dan tidak bisa menangani kasus atau penyakit yang diderita oleh Ana
Mudrika itu.
Dan kejadian yang serupa di atas lebih banyak terjadi pada
pasien yang golongan menengah ke bawah, dan atau orang yang kurang secara ekonomi. Sehingga ada ungkapan kalau orang
miskin tidak boleh sakit, istilah itu memang ada benarnya karena yang terjadi
di lapangan banyaknya pasien yang tidak mampu tidak mendapat pelayanan yang
layak.
Selain pelayanan kesehatan yang semakin susah atau tidak
memadai bagi masyarakat, yang tidak kalah pentingnya adalah harga obat-obatan
di negeri kita tercinta ini masih tergolong mahal. Menurut yang diberitakan www.
Jabar.tribunnews.com ( 19/03/2013), Harga obat di Indonesia sepuluh kali lipat harga di India.
Ini menjadi persoalan ketika persoalan kesehatan masih menjadi permasalahan
luas di masyarakat.
"Bisa mahal seperti itu karena 80 persen material obat masih diimpor. Setelah 68 tahun merdeka, ternyata kita masih banyak impor material obat," kata Ascobat Gani dari Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan FKM Universitas Indonesia dalam rapat koordinasi tentang pembahasan temuan pemeriksaan Jamkesmas di Jakarta.
"Bisa mahal seperti itu karena 80 persen material obat masih diimpor. Setelah 68 tahun merdeka, ternyata kita masih banyak impor material obat," kata Ascobat Gani dari Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan FKM Universitas Indonesia dalam rapat koordinasi tentang pembahasan temuan pemeriksaan Jamkesmas di Jakarta.
Upaya Pemerintah
memperbaiki bidang kesehatan
Kasus-kasus di atas itu bisa terjadi pada masyarakat dari golongan apapun, kapanpun dan dimanapun serta menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk
semakin memperbaiki bidang Kesehatan, baik secara pelayanan, fasilitas , tenaga
medis, maupun obat-obatannya.
Dalam hal pelayanan , Fasilitas dan tenaga medis kesehatan
Menurut undang-undang tentang kesehatan No.36 tahun 2009
pasal 5 ayat 1 menyebutkan “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
akses atas sumber daya di bidang kesehatan” ,
Ayat 2 “Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.”
Dan Ayat yang berbunyi 3 “Setiap orang berhak secara mandiri dan
bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya.”
Sebenarnya untuk pelayanan kesehatan dari pemerintah untuk
masyarakatnya sudah banyak dan beragam, diantaranya Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan
masyarakat ), Askes ( Asuransi kesehatan untuk PNS ) dan yang terbaru dan
fenomenal adalah KJS ( Kartu Jakarta Sehat ) nya Gubernur terpilih yang baru
Jokowi. Semua jaminan kesehatan itu adalah bentuk upaya pemerintah dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi warganya.
![]() |
Jamkesmas_sumber.sekdessuntalangu.wordpress.com |
Jaminan yang saat ini dianggap baik adalah KJS nya Jokowi
yang dengan satu kartu itu, ya mantan walikota Solo itu menjamin bahwa pemegang
kartu sakti tersebut akan mendapatkan pelayanan terbaik pada setiap instansi
kesehatan di Jakarta. Dengan kartu tersebut pasien wajib mendapatkan pelayanan
yang prioritas tanpa memandang posisi status social, baik kaya bahkan pejabat
sekalipun semuanya rata mendapat pelayanan yang sama. Dengan kartu itu seorang
pasien tidak lagi akan dipusingkan dengan administrasi, fasilitas, tenaga medis
bahkan obat yang akan didapatkan. Karena adanya layanan satu atap pada kartu
tersebut, jadi si pasien tidak akan merasa dipermainkan lagi dengan yang
namanya birokrasi.
![]() |
KJSnya Jokowi_sumber. lensaindonesia.com |
Namun dalam pelaksanaan di lapangan masih banyak yang harus
dibenahi agar tidak terjadi seperti kasus yang di atas tadi. Karena masih ada
beberapa instansi terkait yang tidak mau menerima peserta pemegang kartu
tersebut dengan alasan kurangnya fasilitas dan tenaga medis yang memadai juga
obat-obatan yang sudah mulai berkurang. Pemerintah secara tegas akan menindak
apabila ada instansi yang tidak memberikan pelayanan terbaiknya bisa berupa
tenaga medis, Fasilitas dan juga obat-obatan.
Memberikan obat yang berkualitas dan
terjangkau sebagai solusi terbaik
Pandangan masyarakat kita bahwa berobat ke Rumah sakit itu
mahal masih tersemat bahkan sudah terlanjur mendalam di benak pikiran mereka. Dan
pemahaman tentang obat-obatan pun masih sangat kurang, mereka beranggapan kalau
obat paten itu lebih baik dan bisa lebih ampuh daripada obat yang murah yang
merupakan program pemerintah. Sebenarnya pemerintah sudah berupaya memberikan
solusi terbaik berupa pemberian obat murah dan berkualitas yaitu Obat Generik. Tinggal
sosialisasinya yang harus maksimal.
Sosialisasi Obat
Generik Berlogo di Indonesia
Sebenarnya anggapan kalau Obat bermerek atau paten itu lebih
baik daripada obat Generik berlogo bukan hanya dari masyarakat saja tetapi dari
tenaga medis yang bersangkutan yang seharusnya lebih paham dan menganjurkan
untuk menggunakan Obat murah berkualitas itu. Masih banyak dari masyarakat kita
yang menganggap semakin mahal obat maka semakin ampuh atau mujarab tersebut,
sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakan obat paten bermerek yang lebih
mahal daripada obat murah yang dianggap kurang berkhasiat.
Berbeda dengan penduduk negeri paman sam ( Amerika serikat )
yang benar-benar sudah paham dengan kesehatan terutama obat-obatan, karena
mereka mengetahui khasiat dan kandungan Obat generic sama dengan obat
bermerek/paten maka ketika berobat mereka lebih memilih obat generic yang
terjangkau dan khasiatnya juga bagus. Dan tidak hanya para pasien atau
masyarakatnya saja yang paham terhadap penggunaan obat Generik , instansi
berupa rumah sakit, Klinik, Apotik dan juga tenaga medis seperti Dokter, Suster
ataupun bidan sekalipun mereka sudah benar-benar menganjurkan penggunaan obat generic
pada pasiennya.
Di negeri kita tercinta ini masyarakatnya kurang begitu
paham tentang obat-obatan, baik secara pengertian obat itu sendiri, zat yang
dikandungnya, dan juga khasiatnya. Maka perlu upaya lebih dalam
mensosialisaikan obat Generik Berlogo yang berkualitas dan terjangkau tersebut,
bisa berupa Iklan, di Televisi, Spanduk di Jalanan, di surat kabar harian,
Majalah, media social, dan juga sosialisasi online di Blog seperti yang penulis
lakukan ini.
Penulis mengetengahkan tulisan ini dalam rangka “ Sosialisasi Obat Generik Berlogo di
Indonesia “. Masih ingat Iklan di TV
beberapa tahun lalu tentang percakapan dokter dan pasiennya ini ?
Dokter : “Saya kasih obat generik,
ya?”
Pasien : “Jangan, dok. Saya minta obat bermerek, supaya cepat sembuh. Memakai obat generik, kapan sembuhnya?”
Pasien : “Jangan, dok. Saya minta obat bermerek, supaya cepat sembuh. Memakai obat generik, kapan sembuhnya?”
Anda mungkin tidak begitu banyak
tahu tentang Obat generic, begitupun saya meski setiap berobat memakai obat
Generik Berlogo tersebut, karena saya adalah seorang suami PNS yang jaminan
kesehatannya dengan ASKES ( Asuransi Kesehatan ) dan sebagian besar obatnya
adalah Obat Generik berlogo.
Di sini kita akan bahas detail tentang Obat
Generik Berlogo diantaranya :
- Sebenarnya apa sih itu OGB ?
- Mengapa harus OGB ?
- Bagaimana Kandungan zat aktifnya atau Mutunya ?
- Apakah khasiatnya juga sama dengan obat paten ?
- Apakah OGB harganya terjangkau, kenapa ?
- Dimana saja pasien bisa mendapatkan OGB, lengkapkah OGB ?
- Sebenarnya sasaran Sosialisasi OGB ini selain Pasien siapa saja Sih ?
Mari
kita simak satu persatu penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan di atas, agar
lebih jelas tentang Obat Generik Berlogo.
1. Apa sih itu OGB ?
Menurut Wikipedia Indonesia Obat
generik adalah obat yang telah
habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi
tanpa perlu membayar royalti. Jadi kalau obat paten itu adalah obat yang
baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa hak paten yang tergantung
dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14 Tahun 2001 masa berlaku hak paten di
Indonesia adalah 20 tahun. Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut
memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud.
Perusahaan lain tidak diperkenankan untuk memproduksi dan memasarkan obat
serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan pemilik hak paten.
Nah jika masa patennya habis maka obat itu bisa disebut obat
generic yang bisa diproduksi oleh pihak mana saja, diantaranya ada dua jenis
obat
generik, yaitu obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo
.
a.
Obat generic bermerek yaitu yang
dipasarkan dengan merek kandungan zat aktifnya. Dalam obat generik bermerek,
kandungan zat aktif itu diberi nama (merek). Zat aktif amoxicillin misalnya,
oleh pabrik ”A” diberi merek ”inemicillin”, sedangkan pabrik ”B” memberi nama
”gatoticilin” dan seterusnya, sesuai keinginan pabrik obat. Dari berbagai merek
tersebut, bahannya sama: amoxicillin.
b.
Obat Generik berlogo yaitu obat
yang lebih umum disebut obat generik
saja adalah obat jadi yang menggunakan nama zat berkhasiatnya (nama generik)
yang diedarkan dengan mencantumkan logo khusus untuk penandaanya pada kemasan
obat (Depkes RI, 1996) dan merupakan obat yang telah habis masa patennya (off
patent), sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu
membayar royalti.
Obat Generik dalam kemasan obat dapat dikenali dengan logo lingkaran hijau bergaris- garis putih dengan tulisan "Generik" di bagian tengah lingkaran. Logo tersebut menunjukan bahwa OGB telah lulus uji kualitas, khasiat dan keamanan sedangkan garis-garis putih menunjukkan OGB dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat.
![]() |
Logo OGB_google.co.id |
2. Mengapa
harus OGB ?
OGB merupakan program Pemerintah pada era tahun 1989 yang
diluncurkan oleh pemerintah melalui SK Menkes No 085/Menkes/Per/1989 dengan
tujuan :
1. Memeratakan Pelayanan Kesehatan dengan memberikan alternatif obat bagi masyarakat dengan kualitas terjamin, harga terjangkau dan ketersediaan obat yang cukup sehingga masyarakat mudah mendapatkan OGB. Karena pada saat itu dirasakan sangat tinggi sehingga obat sulit dijangkau oleh masyarakat banyak.
2. Selanjutnya, pada Tahun 1991 OGB diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan obat masyarakat menengah ke bawah dengan mengacu kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) untuk penyakit tertentu. (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Awalnya, OGB diproduksi hanya oleh beberapa industri farmasi
BUMN di mana produk OGB ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan obat institusi
kesehatan pemerintah dan kemudian berkembang ke sektor swasta karena adanya
permintaan dari masyarakat.
3.
Bagaimana Kandungan zat aktifnya atau Mutunya ?
Dari sisi zat aktifnya (komponen utama obat) , antara
obat generik (baik berlogo maupun bermerek dagang), persis sama dengan obat
paten. Standar Mutu OBG memenuhi syarat dan layak dikonsumsi oleh
pasien, karena Fasilitas produksinya sudah sesuai dengan Cara pembuatan obat
yang baik dari BPOM ( Badan Pengawas Obat dan makanan) dan memiliki ISO
9001:2000 . Serta Bahan baku juga standar dari Amerika serikat juga Eropa, sudah diuji
banding biovailabilitas dan bioekuvalensi dengan obat paten, dan memberikan
hasil yang sama, sehingga kualitasnya sama dengan Obat Paten. BPOM
telah mengeluarkan peraturan tentang obat generik yang menyatakan bahwa obat
resep (ethical) dikenakan kewajiban untuk melakukan uji BA/BE. UJi tersebut
akan menjadi prasyarat registrasi obat yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Kepala BPOM-RI. Uji BA/BE diperlukan untuk menjamin keamanan dan mutu obat
generik. Dengan demikian, masyarakat, terutama klinisi, mendapat jaminan obat
yang sesuai dengan standar efikasi, keamanan, dan mutu yang dibutuhkan.
Jadi anda tidak harus ragu tentang kualitas dari Obat Generik berlogo ini karena baik dari segi Cara produksinya maupun bahan bakunya sudah berstandar internasional yang tidak kalah baiknya dengan obat paten.
4. Apakah khasiatnya juga sama dengan obat
paten ?
Zat berkhasiat yang terkandung dalam obat generik
berlogo (OGB) dan obat paten /bermerek sama. Misalnya kita minum obat generik
Amoxycilin 500mg, maka obat tersebut akan sama khasiatnya dengan obat bermerek
"Amx (bukan merk sebenarnya)" produksi farmasi X, yang harganya bisa
mencapai 5 kali lipat dari harga obat generik. Jadi dengan kandungan
yang sama, mutu dari bahan baku yang sama, serta standar fasilitas dan cara
produksi yang sama memungkinkan OGB khasiatnya tidak kalah paten dengan obat
paten.
Ya jelas terjangkau alias murah meriah, kenapa begitu ? Ada beberapa
alasan kenapa obat ini bisa murah, diantaranya :
1.
Masa patennya sudah habis, jadi tidak diperlukan
lagi penelitian tentang obat itu yang menelan biaya yang cukup besar.
2.
Obat ini diproduksi secara besar-besaran alias
masproduction ( produksi missal ), sehingga secara biaya produksi bisa ditekan
seefisien mungkin.
3.
Produsen obat itu tidak harus mengiklankan
besar-besaran, juga karena kemasannya sederhana maka harganya relative terjangkau.
4.
Dan yang jelas harganya dikontrol oleh
Pemerintah, jadi para pembuat atau pemasok dan pemasar tidak bisa menentukan
harga seenaknya, harus mengikuti standar harga dari pemerintah.
6. Dimana saja pasien bisa mendapatkan OGB,
Lengkapkah OGB ?
Pasien berhak mendapatkan OGB seperti yang tertuang pada Permenkes HK
02.02/Menkes/068/1/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Dan juga HK. 02.02/Menkes/068/I/2010 pada pasal
tujuh yang menyebutkan bahwa apoteker dapat mengganti obat merek dagang/paten
dengan obat generik yang sama komponen aktifnya dengan persetujuan dokter dan
atau pasien. Serta bagi peserta Jamkesmas sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat, mengatakan dalam upaya mewujudkan standardisasi
dan efisiensi pelayanan obat dalam program Jamkesmas, maka seluruh fasilitas
kesehatan terutama rumah sakit diwajibkan mengacu pada formularium obat
Jamkesmas , di mana obat-obatan dalam formularium ini sebagian besar obat generic.
Jelas OGB itu lengkap, untuk berbagai penyakit, takaran yang sesuai dan
utuh juga kemasan yang baik. Jadi ketika anda berobat ke Rumah sakit ataupun
klinik jangan malu-malu untuk minta resep obat Generik, dan ketika beli di
Apotik tidak usah sungkan untuk membeli Obat Generik.
7. Sebenarnya sasaran Sosialisasi OGB ini
selain Pasien siapa saja Sih ?
Selain pasien sebagai pengguna langsung yang harus tahu persis tentang
sosialisasi ini adalah Semua lapisan masyarakat baik kelas menengah maupun kelas
menengah keatas, para ahli di bidang kesehatan yang mempengaruhi para tenaga
medis seperti para dokter, apoteker dan para pelayan kesehatan yang aktif di
lembaga kesehatan. Serta yang paling berpengaruh adalah kelompok yang membuat
kebijakan tentang pelayanan kesehatan, merekalah yang harus benar-benar
mengerti agar semua kebijakan dan program ini berjalan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Nah
apakah anda masih ragu pakai OGB ? Kalau ada OGB kenapa harus yang lain. Ingin
sehat tapi hemat ya pakai OGB. Mengingat kondisi ekonomi yang mungkin sulit
bagi kelas menengah ke bawah, Obat Generik Berlogo adalah pilihan terbaik. Itulah
mungkin yang bisa penulis hadirkan bagi para pembaca, setelah membaca artikel
ini silahkan bagikan pada orang yang anda sayangi dengan menyebarkannya ke
media social seperti Facebook, Twitter, Google Plus, Mindtlak atau media
lainnya. Agar mereka semakin tahu tentang Obat Generik Berlogo yang masih
dipandang sebelah mata itu, semoga dengan adanya artikel ini saya, anda dan
semua warga Indonesia semakin sadar akan pentingnya penggunaan Obat Berkualitas
tetapi terjangkau seperti OGB ini.
Sumber
inspirasi tulisan : Dari Berbagai Sumber
Sumber
Gambar : Dari Search di Google, detail di Gambarnya masing-masing.
Presentasi Pendidikan dan Ajaran Islam
View more presentations from Yodhia Antariksa
hai sob, ikut lomba dexa-medica juga yaa??
BalasHapussalam dari saya Obat Generik Berlogo (OGB), Cara Hemat Untuk Tetap Sehat
ya gan saya ikutan juga tuh lomba, moga ente menang ya. salam kompetisi.
HapusDear Bloger, apakah srtikel di atas di ikut sertakan dalam lomba "Lomba Karya Tulis OGB (Bloger)"?
BalasHapusJika iya, apakah Bloger sudah register di web www.dexa-medica.com?
Jika belum yuk ikut lomba tersebut. Kami Tunggu ya ke ikut sertaan para Bloger Indonesia.
ya saya sudah daftar gan, makasih.
HapusSaya juga ikutan di sini :-)
BalasHapushttp://inayah16.wordpress.com/2013/05/31/obat-generik-berlogo-ogb-kenapa-tidak/