Sabtu, 20 Oktober 2012

Akankah Islam selalu Fait Accompli ?

“Fit accompli means: Something that has already happened and is thus unlikely to be reversed. It’s a unfair negotiation tactic often used by large companies to dominate smaller ones.”


“Yakni suatu tindakan taktik memojokkan, sehingga sang lawan tidak mau tidak harus menerima atau melakukan suatu hal yang menyebabkan kerugian pasti di pihak lawan tersebut.


Sebagaimana seseorang yang terus diejek dan dilecehkan ditempat yang ia tak mampu menghindar. Ia mengalami FAIT ACCOMPLI, antara menerima dengan pasrah ejekan itu atau akan memukul sang pengejek yang menyebabkan ia harus berurusan dengan polisi karena telah melakukan tindakan melukai orang lain, sedang yang memprovokasi berada dipihak penuntut dan diuntungkan oleh media, dan akhirnya menang dipengadilan karena telah diperlakukan kasar oleh lawannya.


Sayangnya kaum muslimin sering mengalami FAIT ACCOMPLI ini, bagaikan buah simalakama: bertindak salah, tak bertindak juga salah.


Pada decade ini terkenal dengan Salman Rushdi dengan “Satanic Verses” nya, Lars Vilks serta Kurt Wastergaard dengan karikatur “sampah”nya, Geert Wilders dengan film “Fitna” nya, dan kini Sam Bacile dengan film “Innocence of Muslimnya”.


Semua isinya identik, yakni “penghinaan kepada Nabi Muhammad” yang sama dan dengan alasan yang sama pula, yakni :”demi kebebasan menyatakan pendapat” yang sudah diperalat sedemikian rupa dan tendensius.


Musuh- musuh Islam sangat tahu bahwa bila Nabi Ummat Islam di ejek, tak mungkin kaum muslimin mengejek balik Nabi mereka karena bagi muslimin, Nabi para penista Islam, adalah juga Nabi kaum muslimin yang wajib dihormati, sehingga tindakan kaum muslimin sudah bisa ditebak dan diperkirakan, yakni hanya akan (diharapkan) marah disusul dengan tindakan bersifat anarkis. Justru ini yang diharapkan mereka dengan tembakan susulan: ”Terbukti kaum muslimin suka kekerasan, anarkis dan anti demokrasi”.


Sesungguhnya Negara- Negara pengusung demokrasi yang kebablasan tersebut tidak akan cukup terusik dengan demo demo yang kita lakukan, semua demo hanya sekedar gigitan nyamuk yang menyebabkan mereka berhak untuk menepuk sang nyamuk sampai mampus.


Namun sebenarnya mereka akan kecut jika bukan demo yang kita lakukan, namun produk- produk terpilih mereka yang kita boikot dengan konsisten dengan jangka waktu tertentu, misal satu bulan. Apalagi menghadapi kaum muslimin yang 2 milyar, menghadapi Singapura dengan Chewing Gum Ban (larangan makan permen karet yang diiundangkan pada tahun 1992) Amerika kalang kabut, padahal penduduk Singapura hanya sekian juta jiwa, sehingga George W. Bush pada tahun 2003 pada US- Singapore Trade Zone perlu turun tangan membahasnya dengan Perdana Menteri Singapura.


Ketika Jylland Posten memposting karikatur penghinaan, di Emirat Arab tidak ada demo, namun semua produk COKELAT DENMARK dan dari Eropa lainnya tiba- tiba hilang dari pasar- pasar swalayan atas perintah Amir. Kontan pemerintah Denmark beserta konco- konconya kalang kabut. 


Kita juga boleh meminjam gerakan SWADESHI Mahatma Gandhi dari India yang memboikot produk- produk dari England sehingga pabrik- pabrik Inggris terpaksa tutup karena gudangya penuh dan tidak laku, sehingga akhirnya Britania Raya hengkang dari India tanpa perlawanan, karena tujuan penjajahan Inggris yang utama adalah menjual produk ketanah jajahan.


Masalahnya siapa yang mau memulai dan memiliki otoritas kuat untuk mengumandangkan BOIKOT?



Dari berbagai Sumber

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Senin, 15 Oktober 2012

Semangkuk Bubur Cinta

Di minggu pagi yang cerah, saya dan orang yang terkasih (sekarang istri) berjalan-jalan menyusuri kota serang yang lengang dan udara pun masih segar. Dulu masih belum ada swalayan dan kendaraan pun masih jarang sehingga udara belum kena polusi masih asri dan hijau berseri.
 Tak terasa 6 tahun lampau kami membina mahligai cinta yang indah semenjak perkenalan dengannya waktu itu. Pagi itu kami berhenti sejenak pada deretan warung penjual jajanan dan sarapan, ada bakwan, bubur ayam, ketoprak dan kupat tahu. Setelah menyusuri beberapa saat pilihan kami pada bubur ayam. Ternyata kekasih saya itu senang sekali dengan bubur, ya bubur ayam cirebon porsinya banyak sekali dan mangkuknya pun besar.
 Indahnya pagi itu dengan munculnya mentari menambah khidmat dalam sanubari memupuk rasa cinta. Kami bercengkrama membicarakan aktifitas masing-masing, ia seorang guru yang berakhlak mulia memakai jilbab. Ia jarang sekali bersalaman dan bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. Ya mungkin inilah jodoh saya pikirku, sambil menikmati bubur ayam yang hangat kuku itu otaku ngelantur kemana-mana.
 Maklumlah saya adalah pejuang cinta yang sering ditolak dan kandas di tengah jalan. Tersesat dalam gurun gersang penantian, menanti oase hijau yang subur penuh mata air cinta. Ia telah menyelesaikan D2 nya di sekolah Perguruan SD, kami saling bertukar pengalaman dan melepas penat karena seminggu beraktivitas. Kadang saya dengan rasa malu-malu menanyakan bagaimana kelanjutan kuliahnya. Dan menanyakan bagaimana hubungan asamaranya, saya paling tidak suka tedeng aling-aling apalagi menyangkut perasaan.
 Saya tidak mau terjadi kesalah pahaman, saya sudah serius ingin mengenal dan berhubungan jauh dengannya. Dia memang sudah dewasa, dari tutur katanya dan perilakunya. Dia tegas dan tidak suka basa-basi, nampaknya pagi itu mentari menyinari hatiku. Sambil menyantap sisa bubur yang ada, saya meyakinkan kalau saya serius ingin berhubungan lebih jauh dengannya.
 Dia pun tersenyum dan tersipu, dia bukan orang yang mudah mengungkapkan perasaannya. Tapi dengan isarat darinya yang tegas bahwa dia mau menerimaku apa adanya. Lalu dengan semangat dan cinta kuhabiskan bubur itu, ya semangkok bubur cinta. Dengan perantaraan itu cinta kami berpadu.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Jumat, 12 Oktober 2012

Rona Merah Itu Menggetarkan Hatiku

Umur mempengaruhi setiap perilakuku, malu rasanya ketika orang menganggap kita dewasa tapi perilaku tak mencerminkannya. Entah bagaimana mengatakannya, setiap aku teringat peristiwa dengan sang terkasih ingin sekali mengulangnya. Rona merah senyumannya, lembut tutur katanya dan perhatiannya membuatku selalu bergetar, berdesir dan ingin selalu mengingatnya. Saya rasa yang demikian itu bukan karena nafsu. Cinta tidak bisa dianggap nafsu, dan nafsu tak bisa disandingkan dengan cinta.

Saya selalu mencoba bersikap dewasa disampingnya, meski sadar kalau diri ini masih bersifat kekanak-kanakan. Ia lebih dewasa dariku, kakak kelasku waktu kuliah semester 2 dulu. Aku mengaguminya karena akhlaknya, ia berkerudung dengan elegan. Hati ini malu-malu meski benar-benar mengaguminya, kekaguman akan elegannya perilaku dan bahasanya. Kekaguman yang berujung pada rasa cinta, hati ini tak pernah bosan mencari pelabuhan cinta yang siap menerima kapal renta ini apa adanya. 

Terpana, kagum dan rasa penasaran serta haus akan kasih membuatku ingin mendekat dan meneguk air itu darinya. Pandangannya menyejukkan, tutur katanya membuat ku terbuai dalam mimpi indahnya taman-taman surga para pecinta. Pada kesempatan sore itu sesudah mata kuliah akhir ku beranikan diri untuk mengajaknya makan atau jalan, karena itu tekadku kalau aku punya uang lebih.

Saya kira itu bukan hal yang primitif, dan wajar kalau seseorang ingin lebih mendekat pada orang yang dikasihinya. Awalnya kami berkenalan sepintas lalu ketika baru masuk kuliah, namun hati ini selalu bergetar ketika melihat rona merah senyumanya itu.

Pilihan kami pada sebuah warung bakmi tomang, ada rasa bangga ketika saya bisa mentraktirnya dan berbicara dengannya dari hati ke hati. Saya tidak masih percaya kalau dia mau menerima ajakanku. Dia memanggilku mas, hati ini merasa tersanjung dan kata-katanya itu tidak pernah hilang dari memori ini. Tak bosan-bosannya saya memandang dan mengaguminya, kadang ia tersipu dan menanyakan apa maksudku mengajaknya. Berat dan kelu lidah ini untuk menjawabnya, tapi jujur kalau aku kagum dan menyayanginya. Serta saya ingin serius menjalin hubungan layaknya sepasang kekasih.

Mungkin takdir belum berpihak pada cintaku, ternyata Allah SWT Menghendaki lain, skenarioNYA menuliskan kalau ia bukanlah pasangan sejati cintaku. Ia memang dewasa, tanpa tedeng aling-aling menyatakan kalau ia sedang bertunangan. Sungguh beruntung laki-laki yang mendapatkan hatinya, ia tahu kalau aku akan kecewa tapi nampaknya ia tidak mau membuatku terlalu berharap dan sakit hati.

Entah rasa apa yang timbul di hati ini, bukan kecewa atau sakit hati tapi semakin percaya kalau cinta yang Ia turunkan pada hambaNYA adalah mulia meski ia tak berbalas. Ya Allah SWT biarkan ia bahagia dengan orang yang ia cintai. Kemudian ia meninggalkan alamatnya pada saya dan Rona merah itu menggetarkan hatiku selamanya. Hingga kini dan nanti abadi beserta suratanNYA.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Kamis, 11 Oktober 2012

Ku Tunggu Jandamu

Rasa yang tiada terperi ini kadang membuat akal ini terpedaya, ia kesurupan tak terkendali dan terpaku hanya pada satu kata cinta. Benar apa kata orang tua, sepintar dan seluas ilmu anak muda tidak bisa melawan bentang waktu pengalaman orang dewasa. Semua itu kalah oleh waktu, kecuali Ia sang Maha Kekal tak lekang oleh waktu. Waktu jualah yang menguji tingkat dan derajat cinta seseorang, baik pada kekasihnya yang fana maupun pada Yang Maha Pecinta.

Sejatinya cinta itu adalah bertemu padu antara dua kasih dan terkasih, tidak ada namanya cinta hanya satu sisi saja. Atau istilah para penganutnya cinta bertepuk sebelah tangan. Allah SWT berkalam “ … apabila seorang hamba mendekatiKU dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari…”. Allah SWT Menegaskan pada hambaNYA Ia akan Menerima dan Mencintai pada setiap hamba yang mendekat walau membawa gunung dosa.

Allah Yang Maha Rohman ‘Mengajarkan’ pada kekasihNYA baginda Nabi SAW yang seraya bersabda “ Seseorang akan dibangkitkan bersama yang ia cintainya”. Dibangkitkan dari dunia fana ini menuju kehidupan yang hakiki, tak ada cinta yang tak terbalas kala itu. Setiap nikmat yang abadi adalah pengewajantahan dari CintaNYA.

Namanya anak muda yang sedang dilanda cinta buta, ketika ia haus dan berada di tengah-tengah gurun cinta yang gersang ia akan selalu mencari oase itu. Meskipun tak jarang terjebak pada fatamorgana, indah memang tapi ternyata hanyalah baying-bayang. Begitu cinta ini membuncah melewati batas naluri, meski ia tahu tak dapat dibantah kalau ‘cintanya bertepuk sebelah tangan’. Kalimat itu tidak pernah ada dalam kamus hidup saya, tapi nyatanya kala itu pernah terbesit kalau cinta ini tak berbalas. Hati ini semakin gundah dan bertanya apakah ini benar-benar cinta.

Entah ada angin apa malam itu selepas shalat magrib hati ini ingin segera bergegas menemuinya. Kami bertemu tak seperti biasanya di ruang tamu itu. Ia mengajak mengobrol dari hati ke hati di depan counter ponsel pamannya. Ia serius membicarakan hubungan kami, heran memang selama ini sayalah yang aktif membicarakannya setiap bertemu. Hati ini gemetar dan remuk redam ketika dia mengatakan kalau hubungan yang kami jalani ini tidak lebih antara adik dan kakak. Dan yang lebih parah ia telah menjalin cinta dengan orang lain.

Lantas kenapa ia begitu memperhatikan saya layaknya seorang kekasih? Lidah pun kelu, hati ini beku tak tahu kata apa yang tepat untuk menanggapi pernyataanya. Ya Allah berikan hambaMU ini kemantapan hati mengadapi setiap cobaan yang mendera. Ia meminta pendapat tentang perasaan seorang lelaki pada kekasihnya dan dengan entengnya ia meminta maaf atas setiap perilakunya.

Hati ini memang masih belum terima atas perlakuannya, namun apalah daya cinta tak pernah bisa dipaksakan. Tak mau lagi memperpanjang bincang-bincang kala itu saya berpamitan dengan hati kecut. Dan setan pun hadir dan membujuk hati ini, tak terasa sebuah kata tergumam dalam hati “ seandainya hati ini masih berpaut walau ia telah jadi milik orang lain, akan ku tunggu jandamu”. Ku tinggalkan dengan langkah gontai lunglai tak ada daya, hanya ada asa yang hampa.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Rabu, 10 Oktober 2012

Cintaku Tak Seluas Daun Kelor

Di tengah malam yang temaram bak lentera berhias alur garis kehidupan penuh makna, rasa hati ingin membuka lembaran yang pernah ku tulis dengan tinta dan goresan makna cinta. Kenangan terindah ketika memadu cinta pada orang terkasih, meski kadang cinta itu ‘terlantar’ tanpa sang penggembala cinta.

Masa lalu cintaku yang penuh rona ‘merah’ yang menyala, menyulut setiap asa yang semakin membuncah tak terperi. Semakin luas aral melintang, maka asa tertantang untuk menerjal aral yang menghadang tanpa ampun.
Semasa SMA dulu rasa itu semakin mantap, hati ini ingin belajar sepenuhnya mencintai. Tanpa pamrih, siap dicintai, siap berkorban juga siap ditinggalkan. Andai bisa memilih saya hanya ingin mencintai, dicintai dan berkorban tanpa harus jadi korban dan ditinggalkan.

Entah ‘setan’ cinta apa yang merasuki hati ini, begitu mantap meski tahu ia tak sepenuhnya memperhatikanku. Suatu ketika kami sedang berjalan-jalan melepas penat di sore hari, ternyata ada orang ketiga dan membuatku terkejut bak disambar petir. Ia begitu akrab dengannya.

Mungkin rasa cinta ini yang membuat buta, sehingga orang yang mendekatinya saya anggap ia adalah pacarnya. Tapi saya kira itu adalah rasa yang wajar, kadang hati ini pun bingung seolah-olah ia mulai menggantungkanku tanpa status yang jelas. Siapa sih yang terima ketika cintanya diduakan atau bahkan ditinggalkan oleh sang gembalanya.

Hati memang tidak bisa dibohongi, nurani sejatinya murni jujur tanpa ada yang ditutupi. Hati ini akan tetap terus mencintai yang ia kasihi, meski tersayat seperih apapun. Sampai suatu ketika, saya coba untuk memancing dia menanyakan bagaimana perasaan dia terhadap hati yang gersang ini. Dan coba mengetahui siapa gerangan pujaan sejati hatinya.

Ia pernah bercerita kalau ia sedang menjalin kasih dengan perwira, remuk redam rasanya hati ini. Apa yang kutakutkan akhirnya terjadi, cintaku ditinggalkan sang penggembalanya. Tak bisa dibohongi asa ini telah meredup seolah sang mentari tak mau lagi menyinari. Hampa tak bermakna, bagai seekor merpati yang ditinggal mati pasangannya.

Namun aku harus bangkit, cintaku tak seluas daun kelor banyak pelabuhan yang siap untuk ditautkan dengan jangkar-jangkar cintaku.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Selasa, 09 Oktober 2012

Pesonamu Bak Mentari Hatiku

Pagi-pagi sekali saya berangkat ke sekolah, tak jauh memang sekolah SMP ku itu hanya sekitar 3 Km dari kampung. Maklum anak kampung alat transportasi jarang sekali, kalau tidak punya sepeda ya harus jalan kaki. Sedari kelas 1 hingga kelas 3 saya dan teman-teman lebih menikmati berjalan kaki daripada naik kendaraan, jangankan motor sepeda pun tidak ada. Selain sehat, jalan kaki juga akan melatih kesabar dan kesegaran pikiran kita.

Saya selalu bersemangat ke sekolah, setiap hari dilalui dengan kesenangan yang luar biasa. Belajar di kelas memang penuh tantangan, banyak teman teman yang pintar. Juga bisa berinteraksi dengan teman yang berbeda kampung dan lebih banyak daripada di SD dulu. Meski kami sering mengobrol dan berinteraksi, jarang sekali membicarakan ketertarikan atau berpacaran layaknya ABG sekarang. Paling hanya ejekan antar teman saja, kalau si fulan senang dan pacaran sama si fulan. Dan itupun tidak pernah terjadi pacaran atau bertemu kangen layaknya sepasang kekasih. Kalaupun ada yang suka dan kagum sama lawan jenisnya mereka hanya sekedar titip salam pada teman terdekatnya.

Saya biasanya tidak begitu memperhatikan atau peduli dengan teman perempuan, tapi entah kenapa pagi yang cerah itu saya terpesona dengan seorang gadis. Dia parasnya lembut, senyumnya manis dan sederhana. Kala itu hanya sepintas lalu melihat dia, tapi pesonanya membayangi setiap langkah dan hari-hari saya. Kami berpapasan pandang dan tertegun, saya sedang diluar kelas dan dia sedang duduk disamping jendela. Saya pendam rasa itu dan tidak pernah berani mengutarakan meski dalam bentuk surat sekalipun. Apalagi SMS layaknya anak sekarang, teknologi ponsel belum secanggih sekarang ini, jangankan menggunakan melihatnya pun tidak pernah.

Betapa senangnya hari-hari saya setelah melihat gadis berparas lembut tersebut, hati semakin penasaran dan Tanya ke teman-teman yang dekat dengannya. Betapa hati ini berbunga-bunga ternyata gadis itu adalah saudara teman dekatku, tak berlama-lama saya langsung mencari informasi padanya meski dengan malu-malu. Oh ternyata namanya adalah NURAENI, dari suku kata bahasa Arab yang artinya Cahaya Mata. Oh Sang Cahaya Mata pesonamu menerangi hatiku.

Hari demi hari saya lalui dengan begitu semangat, bahkan saya selalu berdoa agar diberikan kesehatan dan kekuatan untuk selalu datang ke sekolah. Cinta membuat hidup saya bergairah, kadang sayapun bingung apa ini yang dinamakan cinta. Karena jangankan untuk bertemu dengannya, berpapasan saja saya tidak sanggup karena malu. Paling kalau benar-benar hati ini tak sanggup meluapkan rasa rindu, ya hanya memandang dari jauh atau kirim salam lewat teman saya itu. Tak ayal dengan semangat itu saya berprestasi di kelas, saya sanggup menyaingi juara umum.

Ya Allah puji syukur atas semua karuniaMU, kau telah menganugerahkan indahnya rasa cinta yang tanpa ternoda. Wahai Sang Maha Pemilik Cahaya, Engkaulah Cahaya di atas Cahaya. Berkahi ia sang Cahaya Mata dengan kebahagiaan dunia dan akhirat. Berilah kesehatan dan pertemukan kami pada kesempatan yang indah di SisiMU. Amiin ya Robbal Alamiin.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Rabu, 03 Oktober 2012

Jadilah Pemenang Kini dan Nanti

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Segala Puji hanya milik Allah SWT, Yang telah Memenangkan setiap perkara atas KuasaNYA. Salam cinta yang terindah hanya tertuju pada pribadi yang indah, yang selalu akan jadi panutan dan pemenang fidunia wal akhirah Baginda Nabi SAW, serta keluarganya yang luhur dan sahabatnya yang agung, wa ba'du.

Sobat fillah, masa lalu dan masa yang sekarang ibarat dua sisi mata koin. Ketika kita mendirikan secara tegak kita bisa mengendalikan ke sisi mana mata koin itu akan jatuh. Maka tidak sedikit orang yang terjebak masa lalunya. Ketika masa lalu itu serasa indah maka tak ayal orang tersebut selalu ingin kembali pada masa lalunya itu, maka orang sering bernostalgia.

Tapi nostalgia yang terlalu berlebihan pun nampaknya akan berakibat kurang baik. Karena nostalgia yang berlebihan itu membuat anda tidak mau beranjak ke arah masa depan yang lebih baik. Jika Anda mengalami trauma pada masa lalu yang begitu membekas. Trauma ini lantas Anda gunakan sebagai 'kambing hitam' atas keterpurukan Anda saat ini. Anda terus terikat dengannya, meski itu menyakitkan. 

Bila Anda tak bisa lepas dari trauma, maka coba tanyakanlah hal ini pada diri Anda: "Berapa banyak luka lagi yang akan saya biarkan diderita oleh diri saya sendiri? Apakah trauma ini pantas menghancurkan seluruh sisa hidup saya? Siapa yang berkuasa disini, diri saya--ataukah trauma?" Perhatikanlah daun-daun yang mati dan berguguran dari pohon, ia sebenarnya memberikan hidup baru pada pohon. Bahkan sel-sel dalam tubuh kita pun selalu memperbaharui diri. 

Segala sesuatu di alam ini memberikan jalan kepada kehidupan yang baru dan membuang yang lama. Satu-satunya yang menghalangi kita untuk melangkah dari masa lalu adalah pikiran kita sendiri. Beban berat masa lalu, dibawa dari hari ke hari. Berubah menjadi ketakutan dan kecemasan, yang kemudian pada akhirnya akan menghancurkan hidup Anda sendiri.

Wahai temanku yang teguh hatinya, ingatlah hanya seorang pemenanglah yang bisa melihat potensi, sementara seorang pecundang sibuk mengingat masa lalu. Bila kita sibuk menghabiskan waktu dan energi kita memikirkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan, maka kita tidak memiliki hari ini untuk disyukuri.

Saat kita merasa sedih dan putus asa, atau bahkan menderita, coba renungkan keadaan di sekitar kita. Barangkali masih banyak yang lebih parah dibandingkan kita? Tetaplah tegar dan percaya diri, berpikir positif dan optimis, berjuang terus, dan pantang mundur.

Sobat Hari ini adalah milik anda, dan anda lah yang akan memutuskan bagaimana kondisi esok. Jadilah pemenang saat ini dan selanjutnya, jangan pernah menjadi penghayal bahkan pecundang.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Selasa, 02 Oktober 2012

Bangkitlah Untuk Menang

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillah wa syukurillah ala fi ni'matillah , Allahummaj'alna lish sholihin. Engkau Maha Pemberi Karunia dan Keutamaan pada diri setiap Mahkluk tanpa cacat. HadirMU telah memudarkan setiap keluh kesah dan KeperkasaanMU telah Menyingkirkan para pecundang yang enggan meniti serta menyambut setiap seruanMU. Curahkanlah selawat serta salam teratas baginda Nabi SAW, para keluarga serta sahabatnya yang mulia hingga hari kiamat kelak.

Ketika kita terjatuh serta tersungkur pada titik nadir, maka banyak yang pasrah menyerah, bagi mereka dunia seakan telah kiamat. Tidak baik jika kita menutup-nutupi kelemahan dan kegagalan dengan banyak alasan. Terimalah, dan hadapilah kegagalan itu sebagai pengalaman dan pelajaran berharga, agar bisa jadi pedoman dan tuntunan untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan yang lebih berarti di kemudian hari.

Dear my friends,

Kita tahu bahwa dunia ini selalu berputar. Adakalanya manusia ada di bawah, atau sebaliknya ada di atas. 
Ada banyak orang bertanya - tanya, bagaimana dengan kenyataan yang sering kita lihat begitu banyak orang-orang yang selalu di bawah?

Bukankah mereka juga tinggal di bumi yang sama dengan orang-orang yang mampu dan kuat berada di atas? Sering kita lihat orang-orang yang sudah di atas malah semakin ke atas.

Temanku, pandangan itu semua hanyalah ironi. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada mereka yang sudah ada di atas. Kebanyakan di antara kita melihat mereka yang di atas selalu dari 'materi' atau jabatan. Namun percayalah, setiap orang mengalami pasang surut. Belajarlah dari orang-orang yang sudah ada di atas, dan orang-orang yang berada di bawah. Jangan hanya melihat ke atas.  Banyak pelajaran yang bisa diambil dari keduanya, yang bisa engkau jadikan bekal tuk menjadi pribadi yang luhur bijaksana, sukses lahir dan batin.

Temanku, seseorang tergantung pada cara pandangnya. Bilamana cara orang yang pandangannya luhur dan perilakunya bijak. Maka cara pandangnya pun luhur dan bijaksana, begitupun sebaliknya.


Pepatah mengatakan:

"Kebesaran seseorang tidak terlihat ketika dia berdiri dan memberi perintah. Kebesaran seseorang akan terlihat ketika dia berdiri sama tinggi dengan orang lain, dan membantu orang lain untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka untuk mencapai sukses" - Prof.G. Arthur Keough


Janganlah suka cari alasan untuk menutupi kegagalan. Sebaliknya, carilah terus 'cara' untuk menggapai keberhasilan. Jadilah pembelajar yang sejati. Pembelajar sejatinya akan terus belajar dan bangkit serta tidak mau dipusingkan oleh kegagalan di masa lalunya. Dia akan terus berusaha tidak terjebak dan terpuruk dalam kondisi yang sama. Bangkit dan terus bangkit menatap hari esok yang lebih baik.


Salam hangat kawan!!!

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Senin, 01 Oktober 2012

Bermanfaatlah Buat Orang Lain Selagi Bisa

Ihwal hidup manusia sudah terukir indah di Kitab IndukNYA, setiap priode skenario kehidupan sudah tersusun secara apik nan rapih. Seyogyanya tiap bait episode kehidupan itu sudah tertulis dan hanya Ia yang mempunyai hak Mutlak untuk menetapkan dan merubah tiap baitnya itu. 

Betapapun rencana sang hamba telah sempurna serta seolah-olah semua kendali atasnya, tetap Ia jugalah sang Pemilik kehidupan yang menentukan. Ia Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNYA. Sebagai manusia yang rapuh, maka hendaklah kita pasrah atas semua TakdirNYA. Pasrah menyerah bukan berarti tanpa usaha, karena setiap usaha itu ada hasil. Pasrah ketika usaha total sudah dilakukan tapi tak menuai hasil yang hendak dicapai.

Itulah sunatullah, Allah membenci orang yang berpangku tangan. Karena pada hakikatnya dunia adalah tempatnya berusaha dan bercocok tanam amal perbuatan.

Kehidupan adalah panggung sandiwara dan tempat manusia diuji pada setiap perannya, dan sandiwara itu sepenuhnya menceritakan tentang kehidupan umat manusia. 

Maka sepanjang jalan kehidupan kita, jangan pernah melakukan perbuatan jahat, atau melakoni peran yang konyol!
"Kesuksesan hidup tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda dapatkan atau raih demi diri sendiri. Kesuksesan hidup berhubungan dengan apa yang Anda lakukan pada sesama (untuk orang lain)" - Danny Thomas.


Temanku yang bersih hatinya...

Dalam hidup, orang tak akan peduli berapa banyak yang kita tahu, hingga mereka tahu berapa banyak kita peduli kepada mereka. 


Oleh sebab itu kita sering mendengar bahwa manusia terindah adalah manusia yang bermanfaat untuk saudaranya, dan orang lain. 


Seorang ulama mengatakan: 

"Janganlah engkau menunggu kaya untuk bersedekah, tapi bersedekahlah sekarang juga, maka engkau akan semakin kaya. Sumbangkanlah setiap kebaikan, berikanlah setiap kasih sayang, tunjukkanlah keakraban,bantulah mereka yang memerlukan" 


Sobat fillah, mari kita belajar memberi manfaat untuk orang lain... sebelum diminta!


Ia akan menuai apa yang ia tanam, maka ber segeralah ke arah yang lebih baik. Tanamlah kebaikan sebanyak mungkin, jadilah asset yang menghasilkan dan berhasil guna buat orang yang kita kasihi juga orang lain dan jangan jadi beban. Karena beban sejatinya akan selalu disingkirkan tanpa memandang nya.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner