Jumat, 23 Maret 2012

Potensi dalam diri kita adalah MukjizatNya 2

Bismillahirrohmaanirrohiim,


P
uji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan kuasaNya kita masih menikmati indahnya mentari pagi yang menyeruak di sela-sela dedaunan nan rindang, dan riuh gemerciknya air di pemandian. Semoga kesejahteraan dan derajat yang tinggi tetap tersandang pada kekasih tercinta yang cintanya pada umatnya melebihi kasih sayang seorang ayah pada anaknya. Ia lah baginda yang mulia Muhammad SAW, dan para keluarganya yang luhur serta sahabatnya yang terhormat , juga umatnya hingga akhir jaman kelak.Wa ba'du.

Gimana sob? Masih semangat kah meniti hari menyambut mentari dan mereguk segarnya air kehidupan? Pagi yang indah, hari ini bertepatan dengan Hari Raya Nyepi, hari jumat yang juga merupakan hari agung umat muslim dimana segala macam kebaikan dilipat gandakan sang Khalik yang Maha Mulia. Dalam kesempatan yang baik ini, ada baiknya kita membicarakan keaguanganNya . Karena mengagungkan ( Ta'dim ) padaNya adalah seutama-utama amal diantara amal yang utama, karena setelah ta'dim itu akan muncul Mahabbah ( Cinta ). Lalu bagaimana kah keadaan orang yang saling mencinta? Ia ridho pada kita dan kita ridho padaNya, dan segala bentuk KeridhoanNYA adalah anugerah dan Rahmat terindah dan teragung bagi seorang mahkluk.



Pada postingan kedua ini penulis fakir mencoba berbagi dan mengurai guratan makna yang sebelumnya Potensi dalam diri kita adalah mukjizatNya 1, masih tentang guratan yang sama, yakni " siapa yang tidak mengenal dirinya maka tidak akan mengenal Tuhannya". Begini sob, menurut sobat apa sih yang paling penting dalam diri kita itu? mungkin sobat bisa menerka sendiri jawaban tersebut. Sebelum penulis fakir menguraikannya berikut sub bagian guratan itu:
1. Aql ( akal pikiran, logika, karsa )
2. Naps ( Jiwa, ruh, nyawa, hawa nafsu )
3. Jism ( wujud, raga, indra, rasa)

Dalam sebuah riwayat Allah Menitahkan pada malaikat untuk menghadapkan akal padaNya, kemudian Allah bertanya pada akal " Wahai akal akan kah kau tunduk padaKu", sang akal menjawab " wahai Tuhanku yang Maha mulia, hamba tunduk patuh padaMu dengan segala kekuranganku". Demikian akal itu kemudian diberikan hikmah ilmu pengetahuanNya dimana dengan akal itu kelak yang menyandangnya akan mengenal Tuhannya. Hingga Allah kemudian mendeklarasikan bahwa Ia yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya di segenap majelis malaikat yang mulia bahwa dia akan menciptakan seorang mahkluk lagi yang bernama Adam ( Bapak Manusia ), adam ini akan dihembuskan tiga unsur tadi ( Aql, naps, dan jism). Yang dengan KekuasaanNya ketiga unsur tersebut berpadu sehingga terciptalah mahkluk yang paling mulia di sisiNya diantar makhluk yang lain ialah Manusia. Namun para malaikat mempertanyakan keabsahan Sang Khalik " Wahai Tuhanku, apakah Engkau akan menciptakan makhluk yang suka menumpahkan darah?". Ia dengan KeMaha KuasaanNya menjawab " Aku lebih mengetahui segala sesuatu sebelum kalian". Kemudian para malaikat itu pun tunduk patuh dan menyadari kealpaan diri mereka bahwa semua yang Allah SWT kehendaki pasti akan terjadi, dengan satu kalimat " Kun Faya kun", Terjadilah maka terjadilah ia. Kemudian Allah menciptakan wujud Adam dengan sempurna. Dari sinilah permulaan peran pentingnya akal. Mungkin sobat sang fakir bertanya-tanya kenapa Aql
ditempatkan pada urutan pertama? Aql ( Akal) adalah kontrol ( driver) dari seluruh keutuhan manusia itu sendiri.

Betapa banyak saudara kita yang lebih mengutamakan nafsunya daripada akalnya, akhirnya mereka dalam keadaan merugi. Jika kita lebih mengutamakan akal yang bersih niscaya Sang Pencipta Akal tersebut akan membimbing kita pada hidayahNYA. Namun jika kita lebih mengagungkan nafsu  kerugian yang sangat di kemudian hari pasti akan dituai dan ujung dari nafsu yang fana itu adalah kesengsaraan tiada akhir.
Akal yang jernih cenderung menghasilkan karya dan daya guna yang positif, hingga dengan kekuatan positif tersebut perjalanan menuju hidayahNYA akan semakin mudah. Akal yang jernih harus selalu dimenangkan dengan mengutamakan keniscayaan QudratNYA, bahwa seagung-agungnya akal tetaplah ia adalah makhluk dan lemah adanya, ia butuh bimbingan Sang Maha Perkasa.

Dengan bimbinganNYA Akal dipadukan dengan Jism ( Jasad ) yang kasar terciptalah makhluk yang tadinya bermuasal dari noktah yang hina menjadi makhluk yang paling mulia diantero alam semesta. Jism ( Jasad ) adalah kerangkeng yang lebih condong pada nafsu, tanpa kontrol dari Akal yang berpadu pada jiwa maka yang hina itu akan tetap hina adanya.
Sobat fillah perlu digaris bawahi bahwa mereka yang akalnya mendapat bimbingan dari Sang Maha Tunggal hidupnya penuh dengan mulia, karena akal fitrahnya tunduk pada Tuhannya yang juga merupakan sifat dari Makhluk yang paling patuh, ia tidak pernah absen pada seruan TuhanNYA, ya ia lah Malaikat.

Sedang Nafsu adalah titk lemah anak manusia yang kemudian dimanfaatkan oleh musuhnya yang nyata, yang dengan kelemahannya itu manusia menjadi tidak berdaya dengan tipu dayanya yang licik, dibuatnya seolah-olah ia adalah mulia tapi sebenarnya hina sehinanya. Wahai sobat fillah kita harus berupaya agar musuh kita itu tidak berdaya menipu kita, dengan berpegang teguh pada bimbingan dan syariatNYA.

Semoga Allah SWT membimbing akal kita, dan mengarahkan nafsu kita serta menguatkan jasad kita agar bisa beribadah dengan maksimal padaNYA, Amiin. Tanpa semua itu penghambaan diri kita tidak akan pernah sempurna, dan keridhoanNYA akan semakin jauh terus menjauh dari jangkauan kita, Naudzubillah.

Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner

Potensi dalam diri kita adalah MukjizatNya 1

Bismillahirrohmaanirrohiiim,
Assalamualaikum Wr Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang dengan Rahmat dan InayahNya kita masih bisa bermuajahah baik online maupun offline Insya Allah. Semoga Selawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda sang pembawa Risalah yang Mulia Muhammad SAW, beserta Keluarga, sahabatnya dan umatnya hingga akhir jaman. Wa ba'du.

Apa kabar sobat, para pembaca yang budiman? Masih semangat ya mencari sekelumit makna, hidup itu hanyalah sebuah perjalanan untuk menemui yang Maha Hidup, tahap demi tahap kita lalui untuk mencapai satu puncak yaitu RidhoNya. RidhoNya berarti Surga, dan surga adalah puncak kebahagiaan yang hakiki. Sampai saat ini pun penulis sedang mencoba menggali sebuah makna yang kalau diguratkan dalam kertas mungkin jutaan lembar habis pun tidak akan selesai, lautan tinta ditumpahkan pun tidak akan tuntas. Ah mungkin itu terlalu luas penulis kira.

Dalam postingan pertama ini penulis fakir mencoba mengurai atau mengguratkan makna diri, terutama tentang potensi diri. Kata guru penulis fakir " siapa yang tidak mengenal dirinya maka tidak akan mengenal Tuhannya".Sudah jelas dia yang tidak tahu akan potensinya maka arah tujuan hidupnya tidak menentu, tidak lempeng ( lurus;-red ). Potensi itu adalah modal yang telah Allah berikan pada kita, sobat tahu kan anak bayi lahir tanpa membawa sebenang kain pun untuk dikenakan, atau benda berharga lainnya yang akan dia pakai untuk meniti hidup di dunia fana ini? Sudah tentu tidak. Tapi apa yang kita bawa, selain darah, ketuban, ari-ari pusar dan tangisan?..
Nanti kita teruskan pembahasan Potensi diri kita adalah MukjizatNya selanjutnya, karena malam sudah larut. Demikian, wallahu a'lam.
Semoga Allah memberikan saya, keluarga saya, orang yang saya cintai dan sobat sekalian selalu mendapati hari-hari yang indah dan selalu dalam NaunganNya, Amiin.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.


Masukkan Email Anda untuk Langganan Artikel:

Delivered by FeedBurner